Minggu, 28 Januari 2018

SEKOLAH JALANAN

Ketika seseorang berbicara tentang kurangnya pendidikan,  maka anggapannya selalu tertuju pada setingkat apa seseorang sekolah atau setingkat apa pendidikan formal yang telah dilakoninya.
Lebih parah lagi keharusan belajar di samakan dengan keharusan sekolah. Para orang tua lebih takut/kawatir bila anaknya tidak sekolah walaupun anaknya rajin belajar sesuatu terlebih belajar tentang kehidupan. Tapi para orang tua merasa tenang ketika anaknya masuk sekolah walaupun tidak belajar terlebih tidak belajar kehidupan, orang tua tetap tenang, kan...yang penting sekolah.

Pendidikan hampir tidak ada(boleh dikata tidak ada) hubungannya dengan sekolah.
Apalagi pendidikan tentang diri, tentang kehidupan dan tentang kedewasaan. Sekolah formal hanya menghasilkan robot yang nantinya akan diperbudak.

Setiap manusia secara spiritual mempunyai tujuan yang sama, yaitu menghadap kembali kehadirat Allah, akan tetapi ada penggalan tujuan kecil manusia di dunia, dimana tujuan kecil setiap manusia bisa dan boleh berbeda-beda. Karena perbedaan itu tentunya bekal bekal ilmu yang dibutuhkan berbeda beda. Tapi elite global mencoba menggiring manusia dalam sekolah, dengan segala propaganda tentang mahapentingnya sekolah. Disekolah mereka di giring untuk bermindset sama, yaitu mindset kapitalisme, sukses diukur dengan kekayaan jabatan rumah mobil dll. Dan sesungguhnya bukan mindset kapitalisme yang sedang ditanamkan, tapi mindset budak kapitalisme. Itulah kenyataan sekolah saat ini sungguh mengerikan.

Bagi yang sudah terlanjur sekolah bagaimana? Teruskan saja, tapi kita sikapi dengan Arif. 
Seperti judul di atas, aku menganut sekolah jalanan, artinya akulah  yang punya tujuan hidup, akulah yang tahu ilmu apa saja yang aku butuhkan untuk menempuh tujuan hidup ku. Maka aku susun sendiri kurikulum pembelajaranku sesuai kebutuhan hidup ku. Jadi bila ada secuil ilmu yang harus dipelajari dengan sekolah, maka tempat kan sekolah bagian kecil dari susunan kurikulum pembelajaran yang telah kau buat sendiri.
Jangan tempat kan sekolah sebagai yang nomer 1. Tak perlu risau dengan predikat rangking dll, sekolah jalanan tidak butuh itu,  sekolah jalanan butuh kita bisa terhadap ilmu yang kita butuhkan dan sekolah jalanan tidak peduli disekolah mana ilmu itu didapat, mau sekolah favorit atau sekolah kampung, nggak masalah. Lha wong nggak sekolah dan belajar di poskamling asal bisa bagi penganut sekolah jalanan itu sudah cukup.

Kapan berhentinya belajar, ketika secara manajemen manusia sudah tidak punya tujuan. Jadi walaupun sudah tua kalau masih punya tujuan maka perlu belajar, walaupun tujuannya sudah berganti apalagi tujuan spiritual, menuntut keseriusan lebih dalam belajar.

Note.
Belajar tidak sama dengan sekolah.

Pendidikan rendah atau tinggi tidak berhubungan dengan setingkat apa pendidikan formal telah di tempuh. Tapi lebih mengarah seberapa gigih kita belajar, terutama belajar memahami kehidupan ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar